Pembaca yang budiman, mencintai laa ilaaha illallahu, kandungannya, perintahnya dan orang-orang yang mengerjakannya, serta membenci hal-hal yang menggugurkannnya. Ini merupakan pengertian wala (loyal) kepada ahlinya (orang yang melaksanakannya) dan bara’ah (berlepas diri) dari orang-orang yang bukan ahlinya (tidak melaksanakannya). Sebagaimana Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الإيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (٢٣)
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. At-Taubah : 23)
Dan Allah ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ
“Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka (Yahudi dan Nasrani) menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.” (QS. Al-Maidah : 51)
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadis Abu Hurairah, semoga Allah meridhainya,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidaklah salah seorang di antra kalian beriman sampai dia menjadikan aku lebih dicintainya dibandingkan orang tuanya, anaknya dan semua manusia.” (HR. Syaikhaini)
Dan Allah beriman terkait syarat mutaba’ah (mengikuti) Rasul-Nya, shallallahu ‘alaihi wasallam,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣١) قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (٣٢)
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: ‘Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir’.” (QS. Ali Imran : 31-32)
Sumber : Kitab Tauhid al-‘Ibadah, Syaikh Muhammad bin Syami bin Matha’in Syaibah, hal. 27-28.
(Amar Abdullah/hisbah.net)