Tidak diragukan bahwa tauhid merupakan prinsip dan pondasi (bangunan) Islam, sebagaimana halnya bahwa amal yang paling dicintai Allah dan paling berbobot nilainya adalah mentauhidkanNya, beribadah hanya kepadaNya semata, tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun, dan bahwasanya amal yang paling besar dosanya dan paling buruk bahayanya adalah melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan tauhid, yaitu “menyekutukan Allah dengan sesuatu dari makhluq-makhlukNya”.
يقول شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله : مبينًا هذا الأصل:
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, semoga Allah merahmatinya, mengatakan ketika menjelaskan prinsip dasar ini,
وهذا الأصل -أي توحيد الله- هو أصل الدين الذي لا يقبل الله من الأولين والآخرين دينًا غيره، وبه أرسل الرسل، وأنزل الكتب.
Dan prinsip dasar ini -yakni, Mentauhidkan Allah- merupakan pokok agama yang mana Alllah tidak akan menerima agama selainnya dari orang-orang dahulu dan yang belakangan. Karena hal ini pula Allah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman,
وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ (٤٥)
“Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: ‘Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?’.” (QS. Az-Zuhruf : 45)
Dan Dia juga berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ (٢٥)
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku’.” (QS. Al-Anbiya : 25)
Dia juga berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.” (QS. An-Nahl : 36). Selesai perkataan beliau. Wallahu a’lam.
Sumber : Al-Qaulu as-Sadid Fii Wujuubi al-Ihtimami Bittauhid, Islam Mahmud Darbalah, hal. 1.
(Amar Abdullah/hisbah.net)