Baca artikel sebelumnya:
Wahai generasi Muslim, itulah keadaan orang-orang salih dan berita-berita mereka! Sampai kapan kamu akan lengah? Wahai orang-orang yang terbelenggu, wahai orangorang yang sakit, dan wahai orang-orang yang menentang petunjuk, bukankah sekarang telah datang waktunya untuk berteladan kepada mereka?!!
Wahai saudara-saudaraku, demi Allah, betapa nikmatnya kaum yang meninggalkan lezatnya waktu tidur, begadang malam ketika manusia tidur, bermunajat kepada Sang Penguasa alam, menangis di hadapan Tuhan Yang Mahatinggi lagi Mahamulia, atau membaca buku-buku ilmiah dan hukum Islam. Alangkah beruntungnya mereka, jika mereka menghadap Tuhan mereka Yang Maha Pengasih di Darussalam.
Bahkan, telah sampai berita tentang semangat para salaf dalam menggunakan waktu mereka yang tersisa bahwa mereka terkadang tidak menemukan waktu luang untuk makan karena kesungguhan mereka dalam ketaatan.
Ubaid bin Ya’isy Rahimahullah berkata, “Saya bangun malam selama tiga puluh tahun, tidak pernah makan dengan tanganku di waktu malam!! Saudara perempuanku menyuIangkan makanan karena aku sibuk menulis hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.”(16)
Dengar dan renungkanlah! Begitulah semangat orangorang itu. Mana di antara kalian orang yang lebih mendahulukan bekal perjalanan dan memanfaatkan waktu luang?
Dari Syahim berkata, “Saya duduk melihat Amir bin Abdu Qays Rahimahullah sedang shalat. Ketika dia mengetahui ada saya, maka dia mempercepat shalatnya dan membaca salam. Kemudian, menemui saya seraya berkata, ‘Apa tujuanmu, saya sedang tergesa-gesa’. Saya katakan, ‘Tergesagesa untuk apa?’ Dia menjawab, ‘Saya tergesa-gesa karena Malaikat maut akan menjemputku’. Kemudian, saya berdiri dan meninggalkannya. Setelah itu, Amir melanjutkan shalatnya.”(17)
Marilah kita sekarang berjalan bersama Imam Ibnu AlJauzi Rahimahullah. Dia bercerita kepada kita bagaimana semangat para salaf dalam menjaga waktu mereka. Dia berkata, “Para Salafusshalih sangat berhati-hati dalam memanfaatkan waktu. Al-Fadhil bin lyadh berkata, ‘Saya tahu orang yang menghitung-hitung perkataannya dari Jum’at hingga Jum’at.’ Hal itu dilakukan supaya dia bisa menjaga lisannya dan menjauhi perkataan yang tidak penting. Seorang generasi salaf ditanya, ‘Apakah kami mengganggumu?’ Dia menjawab, ‘Apakah saya harus jujur kepadamu? Saya sedang membaca buku, lalu saya tinggalkan bacaan itu karenamu.…’ Jika orang yang berkunjung itu adalah orang yang mudah menyia-nyiakan waktu, tentu dia akan duduk berlama-Iama. Ada suatu jamaah menghadap Ma’ruf Al-Karkhi Rahimahullah, lalu dia berlama-Iama duduk di depannya. Kemudian, beliau berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya waktu berjalan sia-sia, lalu kapan kalian akan pulang?” Sesungguhnya para salaf sangat memperhatikan waktu. Utsman Al-Baqillani selalu berzikir kepada Allah dan beliau berkata, ‘Sesungguhnya ketika datang waktu buka, saya merasa seakan-akan ruhku keluar karena saya sibuk dengan makan sehingga lupa berzikir!” Sebagian salaf berwasiat kepada sahabat-sahabatnya, ‘Jika kalian pergi dari hadapanku, maka berpencarlah (jangan berjalan secara berkelompok) agar masing-masing orang bisa membaca Al-Qur’an di tengah jalan. Jika kalian berkumpul, maka kalian akan mengobrol.”(18)
—————
Foot Note:
(16). Al-Jami’ Ii Akhlaqi Ar-Rawi wa Adab As-Sami’, AI-Khathib AlBaghdadi, Juz II, dari kitab Sairu A’laam An-Nubala’, Adz-Dzahabi.
(17)” Dikutip dari Shaffatu Ash-Shafwah, III, 139. ”
(18). Shaid Al-Khathir karya lbnu Al-Jauzi.
————–
Dikutip kembali dari buku :
١٢٥ طريقة لحفظ الوقت
125 Cara Memanfaatkan Waktu. Penulis: Abu Al-Qa’qa bin Sholih bin Ibrahim Ishaq Ash-Shai’iri)