banner 728x250

5. Berdoa kepada Allah agar Diberi Kemudahan dalam Menjaga Waktu 

banner 120x600
banner 468x60

(Skuel Artikel: Ada Apa Dengan Waktu (AADW)
Sesungguhnya memanfaatkan waktu dalam ketaatan adalah nikmat dan pemberian Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Dimudahkan bagi mereka jalan ketakwaan. Jika demikian masalahnya, maka bergegaslah kamu menuju Tuhanmu. Mintalah dengan hati yang tunduk, lisan yang jujur, dan anggota badan yang khusyu’ agar memberikan rezeki kepadamu sehingga kamu bisa menjaga waktumu. Bersimpuhlah di depan pintu Tuhanmu dengan suara seorang hamba yang fakir, 
“ Wahai Tuhanku, banya kepada-Mn aku bergantung. Jika Engkau menghinakan ku, siapa yang dapat menolongku. Jika Engkau mengusir ku, siapa yang akan mendekatiku. jika Engkau tidak memberiku, siapa yang akan memberiku.” Allah memerintahkan kepada kita agar berdoa dan menghadap-Hya, sebagaimana yang difirmankan-Hya, “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orangorang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina-dina’. ” (AIGhafir: 60) 
Allah berjanji mengabulkan doa kita. Allah berfirman, 
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah ) bahwasanya Aku adalah dekat. 
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apa bila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186) 
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengambarkan kepada kita bahwa doa memiliki kedudukan yang tinggi di hadapan Allah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 
ليس شيء أَكْرَمَ عَلَى الله تَعَالَى مِنَ الدعاء 
“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah, daripada doa. ” (Diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmizi, dan Ibnu Majah)“ (31).
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
الدعاء يَنْفَعُ مِمَّا نزل وَمِمَّا لَمْ يَنْزِل فعليكمعِبَادَ اللهِ
بالدعاء
“Doa itu berguna baik yang telah turun maupun yang belum turun. Oleh karena itu, hendaklah kalian, wahai hamba Allah berdoa. ” (Diriwayatkan Al-Hakim)(32)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjelaskan bahwa orang yang meninggalkan doa dan tidak kembali kepada Allah adalah orang yang paling lemah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, 
“Orang yang paling lemah adalah orang yang tidak bisa berdoa. Dan orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil mengucapkan salam. ” (Diriwayatkan Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)” (33)
Wahai saudaraku yang mulia, doa adalah ibadah yang paling mulia, seperti yang disabdakan Rasulullah, 
“Sebaik-baik ibadah adalah doa. ” (Diriwayatkan Al-Hakim dan Ibnu Adi)“ (34)
Bahkan, Allah murka kepada seorang hamba yang meninggalkan doa dan tidak bersimpuh kepada-Hya. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 
“Sesungguhnya orang yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah murka kepadanya.” (Diriwayatkan AtTirmidzi)” (35)
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengabarkan kepada kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta ‘ala malu jika Dia menolak doa orang yang berdoa. Diriwayatkan dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta ‘ala Mahabidup lagi Mabamulia. Dia malu jika ada orang mengangkat kedua tangan untuk memohon kepada-Nya, lalu menariknya kembali dalam keadaan kosong. ” (Diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi)(36)
Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah dalam berdoa dan bersimpuhlah kepada Tuhanmu. Doa adalah senjata dan obat yang bermanfaat bagimu. 
—————
Foot Note:
”(31). Imam Ahmad dalam AI-Musnad, At-Tirmizi dan Ibnu Majah dalam sunan mereka; dishahihkan AI-Albani dalam Shahih AI-Jami’, no. 5392. 
”(32). Al-Hakim dalam AI-Mustadrak; dihasankan Al-Albani dalam Shahih AI-Jami’, nomor 2409. 
(33). Al-Baihaqi, Sya’ab AI-Iman dan Ath-Thabrani da|am Muiam AIAusath; dishahihkan AI-Albani dalam Silsilatu AI-Ahadits Ash-Shahihah, nomor 601. “ 
(34). AI-Hakim dalam AI-Mustadrak, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, dan lbnu Adi dalam AI-Kamil dari Abu Hurairah Radhiyallahu MM dan dishahihkan AI-Albani. Silsilatu Ash-Shahihah, nomor 1579. 
(35) At-Tirmidzi dalam sunannya dan dishahihkan Al-Albani, Shahih Nalami’, nomor 2418. 
(36)‘ Imam Ahmad dalam AI-Musnad: Abu Daud dan Tirmidzi dalam sunannya. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih ANami’, no. 1757. ‘ 
Dikutip kembali dari buku :
١٢٥ طريقة لحفظ الوقت
125 Cara Memanfaatkan Waktu. Penulis: Abu Al-Qa’qa bin Sholih bin Ibrahim Ishaq Ash-Shai’iri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *